Oleh : Charine Erdianti / 9A / 6241
Sebelum merdeka, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Melayu untuk berkomunikasi. Namun seiring berjalannya waktu, bahasa Melayu tersebut mengalami perkembangan dan perubahan hingga menjadi “bahasa Indonesia”. Nama “bahasa Indonesia” sudah terpikirkan pada saat proses perancangan Sumpah Pemuda, dan akhirnya diresmikan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mata pelajaran bahasa Indonesia sendiri sudah mulai diajarkan sejak kecil. Hal tersebut ditujukan agar generasi penerus bangsa dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Tujuan lain dari pembelajaran bahasa Indonesia juga untuk membangun sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua, yaitu dengan menggunakan bahasa yang baku ketika berbicara dengan mereka.
Akan tetapi saat ini, tidak sedikit anak-anak yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia hanya karena mata pelajaran tersebut termasuk dalam daftar ujian nasional. Sehingga mereka merasa tidak perlu menerapkan pelajaran tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring berkembangnya zaman, terciptalah beberapa kata baru yang dianggap keren pada kalangan anak muda. Kata-kata baru tersebut biasanya berasal dari singkatan-singkatan, seperti kata “mager” yang kepanjangannya “malas gerak”. Ada juga kata baru yang berasal dari kata asli itu sendiri yang dibalik. Salah satunya adalah kata “kuy” yang berasal dari kata “yuk”. Selain kata singkatan dan kata yang dibalik, ada juga ‘kata baru’ yang berasal dari bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Kata tersebut biasanya digunakan oleh anak ‘kekinian’ yang tinggal di Jakarta Selatan, sehingga netizen menyebutnya “bahasa anak Jaksel”.
“Bahasa Jaksel” biasanya disertai dengan kata literally, which is, eventually, basically, dll. Bahasa pada kalimatnya juga mempunyai ciri khas. Contoh “bahasa Jaksel” yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari yaitu ”Gue literally suka baju yang warnanya kuning, which is gue ngga suka sama baju yang warnanya gelap like navy, black, or something like that.” Logat yang digunakan pada “bahasa Jaksel” ini juga mempunyai ciri khas.
'Bahasa Gaul' diatas terbentuk karena anak-anak yang tidak menerapkan pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi kabar bahwa mulai 2021, Mekanisme Ujian Nasional sudah diganti dengan penilaian kompetensi minimum dan survey karakter yang merujuk pada literasi dan numerasi. Sehingga anak-anak bisa saja menyepelekan mata pelajaran Bahasa Indonesia ini.
Padahal mata pelajaran bahasa Indonesia juga berperan penting dalam metode UN yang baru. Jadi sebagai anak milenial, kita harus mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh agar target yang diinginkan bisa tercapai.
Target yang saya inginkan dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah mengembangkan kemampuan saya sehingga dapat menerapkan kemampuan berbahasa sesuai kaidah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar