TIDAK ADA TARGET
Sekolah online adalah salah satu inovasi terbaru berkat kemajuan teknologi yang dilakukan untuk tetap bisa menambah ilmu dari rumah. Inovasi ini menjadi trend dengan semakin merebaknya virus yang disebut Covid-19. Bermodalkan gadget dan sinyal yang memadai kita bisa tetap aktif dan positif walau di rumah saja.
Semua pelajaran pun ada di dalam jadwal tak terkecuali Bahasa Indonesia. Saya langsung dihadapkan dengan pelajaran Bahasa Indonesia di hari pertama. Berada di kelas yang baru Saya pun berhadapan dengan guru yang baru pula. Perkenalan tentang pola pikir dan semangat untuk mempelajari Bahasa Indonesia adalah hal yang wajib di pertemuan pertama.
“Target adalah hal yang wajib sebelum memulai sesuatu yang baru. Kapal yang terombang-ambing tanpa tujuan di tengah lautan adalah ilustrasi dari manusia yang memulai tanpa target yang jelas.” kata guru Saya.
Tugas pertama kami adalah menuliskan target kami mempelajari Bahasa Indonesia dalam sebuah paragraf. Saya jarang memiliki target untuk memulai sesuatu karena menurut saya, target adalah sesuatu tantangan yang jika tidak terwujud akan sangat disesali. Cita-cita pun Saya tidak punya. Lalu, muncullah ide untuk membuatnya secara asal-asalan dan menjadikan ‘mendapatkan nilai yang bagus’ sebagai target. Namun, guru Saya membantah itu dengan satu kalimat secara tak langsung.
“Mendapat nilai bagus dan naik kelas adalah dua hal wajib untuk para siswa.”
Saya kebingungan untuk mencari target. Menurut Saya, ‘mencari target’ adalah dua kata yang paling susah untuk dilakukan. Bagaimana tidak, sebagian berpendapat bahwa “Bermimpilah setinggi langit karena bila kau jatuh kau akan jatuh di atas awan.” dan sebagian berpendapat untuk tidak bermimpi terlalu muluk-muluk karena kita bisa tersesat di ketidakpastian. Pendapat kedua adalah yang paling masuk akal bagi Saya.
Saya terus berpikir sepanjang siang. Hingga saat saya sedang menonton video youtube di sore hari, saya mempunyai ide untuk mengarang target.
“Bagaimana bila Saya mengarang bahwa Saya ingin menjadi sebuah penulis naskah film atau video-video youtube.” kalimat yang Saya pikirkan.
Mendapatkan ‘durian runtuh’, Saya pun tidak menyia-nyiakan peluang. Saya langsung menghidupkan laptop, merangkai kata-kata, membuat beberapa paragraf, dan mengumpulkan kepada Bapak Guru agar tidak membuang-buang waktu.
Mungkin yang Saya lakukan tidak benar. Namun, inilah hidup saya. Tidak terbeban oleh target, tapi tetap melakukan segala sesuatu dengan serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar