Rabu, 09 September 2020

Kerak Masih Bisa Dihilangkan

 nama : Yohana Oktavian Wijaya 9A/6332

 Teks cerita inspiratif


Athanasya Rosane Medeia Park , biasa dipanggil dengan Medeia adalah remaja perempuan yang lahir pada 27 Oktober 2005. Hobi remaja ini adalah makan dan rebahan. Medeia tidak suka melihat orang yang kurang ajar dan suka cari perhatian. Kalau melihat sesuatu yang tidak adil remaja ini sangat membenci hal itu, bahkan ia kerap kali membayangkan ingin menyiksa para oknum yang melakukan ketidak adilan tersebut (meski tidak akan pernah berani melakukan apa yang ada diimajinasinya karena ia bukan psikopat). 

Saat kelas 1 SD, Medeia adalah anak yang malas. Beruntungnya, ia memiliki seorang ibu yang begitu keras dan peduli padanya sehingga ia bisa tetap belajar meski dia tidak menginginkannya. Karena tekanan dari ibunya, ia mau tak mau harus belajar  dan menghafalkan semua pelajarannya, meski ia tidak paham. Oleh karena itu, ia sering melupakan apa yang telah dipelajarinya. Tibalah saat ulangan tiba, ini adalah ulangan pertama baginya, saat ini dia mengerjakannya dengan jujur tanpa menyontek karena dia belum tahu bagaimana cara menyontek dan apa itu menyontek. Masuk ke ulangan selanjutnya, ia sudah mulai mengetahui apa itu menyontek dan bagaimana caranya karena sudah mendapat pengalaman dari teman temannya yang menyontek di ulangan pertama. 

Hal ini ternyata terus berlanjut karena Medeia juga mendapat teman sebangku dan teman dibelakangnya yang bisa diajak kerja sama untuk menyontek. Tidak tahu mengapa, meski sudah belajar dengan ibunya tiap malam ia selalu melupakan apa yang dipelajarinya saat ulangan. Tapi pada akhirnya dia sadar bahwa alasan mengapa dia bisa melupakan apa yang telah ia pelajarinya semalam itu karena ia tidak terlalu mengingatnya karena ia sudah berpikir bahwa "santai saja, nanti juga pasti ada anak lain yang bisa." 

Kini Medeia sudah naik kelas 2,3 dan di saat saat tersebut ia tetap masih suka menyontek dan tidak bisa menghilangkan kerak menyontek itu dalam dirinya. Nilainya juga kian memburuk. Baginya sekolah hanyalah tempat untuk bermain dan mencari teman pada saat itu. Tingkat kemalasannya sudah parah seperti siput. Apalagi di kelas 3 ini dia sudah jarang belajar bersama ibunya. 

Masuk ke kelas 4, disini Medeia sudah benar benar ingin belajar sendiri, tidak ingin di tebak-tebak i oleh ibunya karena ia sudah merasa cukup dewasa (padahal ya belum). Ternyata tingkat kemalasannya masih sama saja, tapi untunglah di kelas 4 ini keraknya, yaitu menyontek sudah mulai jarang dilakukannya. Nilainya juga lumayan dibanding kelas 3 dahulu.

Akhirnya semua kerak Medeia yang berupa menyontek dan kemalasan mulai pudar. Hal ini karena pada saat itu ada acara ibadah di rumah gembalanya. Ia, ibunya, gembalanya dan teman gembala gerejanya melakukan ibadah kepada yang Maha Kuasa. Disini Medeia seperti sadar akan segala kerak yang ada dalam dirinya. Ia mulai bertobat dari menyonteknya dan mulai memahami apa arti seseungguhnya dari sekolah dan belajar. Tapi di kelas 4 ini nilainya masih biasa biasa saja karena maklum, anak yang biasanya menyontek tapi tidak menyontek ya nilainya biasa karena ini baru awal mula hidup barunya. 

Tibalah kelas 5 SD, disini Medeia sudah mulai lebih menggebu gebu lagi dalam hal belajar. Hingga ia mendapat peringkat 2 di kelasnya. Sungguh ini sangat membuatnya kaget dan tidak percaya karena kelas 1-4 dia tidak pernah mendapat peringkat 5 besar. Tentu dia bangga karena ini adalah hasil kerja kerasnya sendiri. Disini ia sangat bersyukur karena Tuhan mendukungnya untuk berbuat baik dan benar. Dikelas-kelas selanjutnya ia juga sudah tidak menyontek dan menjadi anak yang rajin (meski tidak terlalu tapi ini sudah merupakan hal luar biasa baginya). Nilainya juga baik-baik meski ada beberapa yang dibawah KKM. Ia sangat bersyukur akan hal ini.

Seperti kerak di pipa air yang bisa hilang, begitu juga sikap buruk dari sesorang. Jangan pernah takut untuk gagal jika sudah terjerumus dalam suatu hal buruk namun kau ingin pergi meninggalkannya. Percayalah yang Maha Kuasa tau lebih baik tentang dirimu. Ia akan membukakan segala jalan untuk menghilangkan kerak dalam dirimu. Itu adalah pesan dari Medeia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEBAGIAN CONTOH LINK PORTOFOLIO DIGITAL HASIL KARYA PARA MURID

Dengan kolaborasi antara para guru dan murid, akhirnya proses pembuatan portofolio digital oleh para murid dapat terlaksana. Untuk melihat s...