oleh Katherina S.S
Samudraku,
Bersama dengan senja gorong-gorong yang memancarkan cahaya keemasan, diiringi nyanyian burung gereja di atap rumah dan dengan angin yang berbisik indah ditelingaku, kuterima dengan lengkap sepotong senja yang kau kirimkan padaku. Terima kasih karena selalu ingat denganku bahkan berangan-angan hal yang mungkin kita lakukan. Tak apa kau tidak sempat menelitinya satu persatu senja pada pantai, aku takkan marah padamu karena aku tahu itu hal yang sukar dilakukan orang awam.
Dunia kita memang seperti itu Samudra, dimana semua orang berbondong-bondong mencari kata paling puitis untuk orang yang mereka sayangi tanpa peduli jawaban yang akan mereka berikan. Aku bersyukur, kamu tidak seperti ‘semua orang’ yang aku bicarakan. Kamu sederhana dan aku suka itu.
Samudra kekasihku, pacarku, lelakiku,
Aku sangat cemas saat membaca ceritamu mendapatkan senja ini untukku. Tapi, aku tahu kamu adalah lelaki paling berani dan cerdik, Bagai batu karang yang dihempas oleh ombak, aku tahu kamu akan tetap bertahan dan kamu bisa melewati ini semua. Kamu hebat, Sam.
Sejujurnya, kau tak perlu membuat manusia di bumi gempar dengan memotong senja untukku dan mengganti senja di bumi dengan senja di gorong-gorong ini. Sama seperti kamu Samudra, yang sebenarnya kurindukan adalah hadirmu disini. Aku sangat rindu pelukmu dan seluruh afeksi yang kau berikan padaku, aku rindu, Sam. Tetapi, dengan sepotong senja yang kau kirimkan padaku ini, rinduku sedikit terobati.
Samudra yang tampan, paling tampan, dan akan selalu tampan,
Aku ingin mengucapkan beribu-ribu kata terima kasih pada Tuhan karena telah mengirim lelaki berani dan tampan ini padaku. Kuterima sepotong senja yang kau kirimkan dengan hati yang hangat. Aku janji akan berhati-hati dan akan sangat menjaganya. Dengan ini kukembalikan pula kerinduanku padamu, dengan cium, peluk, dan bisikan terhangat, dari sebuah tempat yang paling sunyi di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar