oleh Yoshephine Fibula Prastyono
Cerita inspiratif kali ini datang dari seorang anak yang bernama Yoshephine Fibula Prastyono atau biasa dipanggil Yoshephine. Yoshephine dikenal memiliki nilai yang jelek saat SD. Setiap dia menangis disitulah saat dimana ia mendapat nilai jelek.
Seperti kebanyakan anak pada umumnya, Yoshephine juga malas belajar. Setiap mendapat nilai jelek, ia selalu dimarahi dan dipukul oleh orang tuanya. Itu dialaminya setiap dirinya mendapat nilai jelek.
Di kelas 4,5, dan 6, nilainya sangat buruk. Di kelas 4 dan 5, ia harus bangun pagi demi mengingat semua materi. Di kelas 4 dan 5, Yoshephine juga harus dipukul oleh orang tuanya karena kesusahan mengingat materi. Di situ Yoshephine merasa sedih dan takut, ia berusaha menahan tangisnya. Di kelas 6, ia juga mendapat nilai jelek hingga dipukuli orang tuanya. Hingga saat menanjak kelas 7 dia berusaha untuk mendapat nilai bagus.
Di kelas 7, Yoshephine mulai mengerti bahwa dirinya harus lebih giat belajar. Dia giat belajar untuk mendapat nilai bagus. Ia belajar setiap hari dan mengulang materi hingga hafal. Hingga saat pengumuman nilai, ia mendapat nilai bagus di setiap ulangannya. Yoshephine pun merasa bangga dan senang dengan nilai yang didapatnya.
Saat pulang sekolah, dengan bangganya Yoshephine menunjukkan nilainya kepada orang tuanya. Dia merasa senang, karena semua usahanya terbalaskan. Rasa sakit yang dulu pernah ia rasakan itu kini mulai membuahkan hasil. Hampir setiap ulangan didapatnya diatas 80, tetapi itu tidak membuatnya besar kepala. Ia tetap giat belajar di setiap ulangan. Di sini kita bisa mengambil makna bahwa teruslah berusaha keras demi mendapat apa yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar