Selasa, 13 Oktober 2020

PATUH

 oleh Marcell Lokananda Siswanto

Marcell adalah murid SMP TNH yang tinggal bersama kakek dan neneknya di Mojokerto. Dia mempunyai pengalaman yang lucu dan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain saat Ia sedang berlibur ke Surabaya untuk mengunjungi ayah dan ibunya yang tinggal dan bekerja di sana. Saat itu, Ia masih bersekolah di bangku sekolah dasar. 

Selama liburan tersebut Ia, tinggal di rumah ayah dan ibunya yang berada di perumahan yang tidak terlalu mewah. Perumahan tersebut sudah ada sejak lama. Ayah dan Ibunya tinggal di sana sejak 2005 saat perumahan tersebut masih kosong. Jalannya pun sangat buruk. Jalan saat itu sangat becek karena belum ada pengaspalan maupun pemasangan paving stone. Jarang ada toko atau penjual makanan ataupun kebutuhan rumah tangga yang berkeliling. Maklum saja, daerah tersebut belum punya akses mudah bagi para penduduk kota sehingga sepi peminat dan minim pembangunan. Jadi, harga rumah di sana saat itu sangat murah. 

Kondisi sekarang sudah sangat berbeda. Perumahan tersebut sudah dipenuhi rumah yang hampir semuanya berpenghuni. Banyak juga yang mulai berinvestasi rumah di perumahan tersebut sejak adanya tol Surabaya-Mojokerto. Akses ke kota lebih mudah berkat adanya jalan raya OERR dan MERR. Toko, warung, cafe berjejer menunggu pembeli. Berbagai penjual keliling juga lewat dari pagi sampai malam.

Kembali pada cerita di awal, pada saat itu kerabat Marcell dari Bali berencana untuk berlibur juga di Surabaya dan meminta bantuan Ayahnya untuk menjemput mereka di bandara. Marcell yang seperti anak kebanyakan yang ingin tahu berbagai macam ikut. Marcell dan ayahnya berangkat pukul 8 pagi. Setelah mengantar ke hotel tempat kerabatnya menginap, mereka berdua pun pulang. Kira-kira satu jam mereka berada di jalanan. 

Ayahnya memarkir mobilnya di depan gang rumah karena keluarga mereka akan pergi untuk berjalan-jalan. Ia mengingatkan anaknya untuk hati-hati karena ada galian sumur di sekitar trotoar sambil memarkirkan mobilnya dengan hati-hati. Namun, mobil belum berhenti, anak itu sudah membuka pintu mobil dan langsung berlari menuju rumah. Sayangnya, Ia memijak kayu tripleks yang digunakan untuk menutupi lubang galian. Di sekitar tripleks tersebut juga banyak rumput yang menutupi pandangan. .

Anak itu pun terjebur. Ayahnya yang sedang mengambil sesuatu di mobil tidak menyadari. Untungnya, ada satpam yang sigap dan siaga memberi tahu ayahnya “Pak...Pak anak e njebur iku Lo” teriaknya sambil berlari ke arah sumur tersebut. Dia langsung berlari tanpa menutup pintu mobil dan membiarkan kunci di bangku supir. Mereka menarik anak itu dari dalam sumur. Anak itu tidak pingsan walaupun seluruh tubuhnya tenggelam. Ia pun mandi lebih lama dari biasanya untuk menghilangkan kotoran.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah selalu patuh terhadap perintah orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEBAGIAN CONTOH LINK PORTOFOLIO DIGITAL HASIL KARYA PARA MURID

Dengan kolaborasi antara para guru dan murid, akhirnya proses pembuatan portofolio digital oleh para murid dapat terlaksana. Untuk melihat s...