oleh : Claudya Santoso
"Study tour hari ini selesai sampai di sini!" Suara Bu Ambar menyadarkan Jodi yang sedang melamun.
"Silahkan berkemas! Jangan sampai ada yang ketinggalan!" Bu Ambar berjalan menjauhi anak-anak yang masih bergerombol.
Jodi segera mengambil tas yang disandingkan di tiang pendopo Agung. Pikirannya melayang tak terarah, terngiang-ngiang suara pertengkaran ayah dan ibu semalam. Jodi berjalan dengan langkah kulai.
"Jod, ini nasi kotakmu" Mika memanggil Jodi dan menyerahkan ke Jodi.
"Kamu makan di mana?" Tanya mika.
"Hmm di pohon ujung sana," Jodi menunjuk pohon yang dimaksud.
"Wah kelihatannya tempatnya rindang. Aku ikut dengan mu saja!" Mika segera menarik tangan Jodi.
Jodi dan Mika mulai membuka makanannya, Mika mulai menyuap nasi ke dalam mulutnya.
"Mulai hari ini aku tidak pulang ke rumah. Kita hidup sendiri-sendiri saja," Suara bapak terngiang dikepala Jodi. Kepala Jodi terasa berat, telinganya seakan tak mendengar.
Tiba-tiba muncul di hadapannya seorang putri yang cantik jelita.
"Wahai pemuda, sedari tadi kuamati wajahmu terlihat murung, apakah ada yang mengganjal dihatimu?" Senyumnya menghipnotis Jodi. Jodi tertunduk tak menjawab.
"Jangan khawatir aku akan membantumu." Putri tersebut menjanjikan.
"Mengapa aku yang harus menghadapin semua ini?!" Jodi berteriak.
"Banyak sekali masalah yang aku hadapi. Apakah aku mampu menerima semua ini? Mengapa mereka tak pernah memikirkan perasaanku, anaknya," Jodi mengungkapkan ganjalnya dihatinya.
"Dengarkan aku wahai pemuda tampan. Kamu dapat meninggalkan semua masalahmu, ikutlah denganku," Ajak Putri cantik itu.
"Kemana akan kau ajak aku?" Jodi tertarik karena benar-benar lelah dengan semua ini.
"Akulah Putri Campo, aku memiliki kerajaan yang luas dan indah. Ketika kamu ikut denganku semua masalahmu terselesaikan," senyuman manis Putri Campo menghipnotis Jodi. Jodi mengikuti sang Putri.
"Putri Campi yang baik hati ini akan membebaskanku," Jodi membatin
Tiba-tiba pipinya terasa sakit, samar-samar terdengar suara Mika dan Bu Ambar memanggil-manggil namanya.
"Jodi, sadar, sadar," Bu Ambar menepuk-nepuk pipi Jodi.
"Ayo, Jodi, bangunlah!" Bu Ambar menggoyangkan badan Jodi bersamaan dengan Bu Ambar menepuk pipinya.
"Hai pemuda tampan, jangan bimbang. Kau ingin semua masalahmu hilangkan?" Putri Campo menarik tangan Jodi.
"Ayo Jodi, sadar-sadar," Bu Ambar berusaha menyadarkan Jodi.
"Ayo, pemuda tampan, lepaskanlah semuanya!" Putri Campo terus membujuk Jodi. Jodi bimbang, suara Bu Ambar dan Mika seakan akan menariknya kembali. Sinar datang yang membuat matanya menjadi silau, dan Jodi pun membuka matanya.
"Syukurlah, kamu tersadar, Nak," Ucap Bu Ambar dipenuhi rasa khawatir.
"Ini kan tempat yang cukup mistis, jadi jangan Smsampai pikiran kita kosong," Ucap Kakek Tua itu sambil tersenyum. Teman-teman segera meninggalkan kerumunan setelah melihat Jodi tersadar.
"Aduh, jantungku seakan-akan copot!" Mika menonjok perutku pelan. Kalau ada masalah cerita saja, Bro. Selagi bisa aku akan membantumu, ucap Mika.
Jodi tidak sadar, dia baru saja kesurupan. Pendopo Agung ini meninggalkan kenangan yang tak terlupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar